Perlu Kombinasi Program untuk Kembangkan Pariwisata

17-12-2015 / KOMISI X

Untuk mengembangkan pariwisata Indonesia, dibutuhkan kombinasi dari beberapa program. Apalagi, Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat luar biasa. Potensi ini diharapkan mendatangkan penerimaan negara yang signifikan.

Anggota Komisi X DPR Wiryanti Sukamdani mengatakan, setidaknya ada beberapa kombinasi strategi yang sudah dilakukan Kementerian Pariwisata, setidaknya setahun belakangan ini. Program itu yakni branding, advertising, dan selling. Ia pun mengapresiasi program yang telah menunjukkan hasilnya itu.

Hal itu ia sampaikan di sela-sela rapat kerja antara Komisi X dengan Menteri Pariwisata Arief Yahya, di Gedung Nusantara I, Rabu (16/12/15). Rapat dipimpin Wakil Ketua Komisi X DPR, Abdul Kharis Almasyhari.

“Dengan program branding, telah meningkatkan peringkat pariwisata Indonesia dari urutan 70 menjadi peringkat 47, dari 141 negara. Ini kan menurut saya pencapaian yang cukup baik,” apresiasi Yanti, panggilan akrab Wiryanti.

Yanti mengakui, dengan branding Pesona Indonesia atau Wonderful Indonesia yang digalakkan oleh Kemenpar, ini telah mengenalkan potensi pariwisata Indonesia di mata dunia. Namun, program promosi ini juga perlu ditunjang program lain.

“Memang harus ada kombinasi lain juga. Pertama, soal infrastruktur, yaitu bagaimana orang datang kesini, naik transportasi apa. Kedua, destinasi. Yakni atraksi apa yang disasar, daerah mana, dan melihat apa. Dan ketiga adalah promosi itu sendiri, dan keempat adalah Sumber Daya Manusia (SDM),” analisa Yanti.

Politisi F-PDI Perjuangan itu yakin, SDM pariwisata Indonesia sudah cukup mumpuni, bahkan untuk di kalangan negara Asean. Namun untuk infrastruktur memang membutuhkan perhatian khusus. Termasuk berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum.

“Kemenpar bagus sekali kerjasamanya selama ini dengan Kementrian PU. Namun, tentunya kita harus bukan cuma kerjasama, misalnya membuat pelabuhan, airport, jalan, jembatan, dan sebagainya. Tetapi yang penting, apakah itu digunakan untuk pariwisata, atau kebutuhan lain,” sorot politisi asal dapil DKI Jakarta itu.

Sementara itu, Anggota Komisi X DPR Reni Marlinawati mengatakan, sektor pariwisata merupakan sektor yang paling potensial dikembangkan dan terbuka untuk dimanfaatkan oleh siapapun. Dengan diolah oleh para profesional, pariwisata akan berdampak positif.

“Dampak dari cakupan pariwisata ini begitu luas. Disitu ada ekonomi industri, ada ekonomi kreatif, ada pendidikannya. Bahkan, mungkin setengah dari aspek kehidupan ini bisa berkaitan dengan pariwisata,” kata politisi F-PPP itu.

Untuk, ia meminta agar pariwisata menjadi perhatian bersama. Pasalnya, walaupun kondisi ekonomi tidak bersahabat, namun pariwisata tetap bisa bertahan.

“Jadi jangan salah, pariwisata itu nanti akan menjadi devisa terbesar negara kita, ketika misalkan sumber daya terbarukan itu seiring dengan waktu kan akan habis, sementara pariwisata industri yang tidak akan pernah habis,” imbuh Reni.

Masih dalam kesempatan yang sama, Reni juga menyoroti masalah target kunjungan wisman pada tahun 2015 yang belum tercapai. Dengan waktu yang tersisa, dirasa sulit untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Masalah penyerapan anggaran tahun 2015, pun tak luput dari perhatian politisi asal dapil Jawa Barat itu.

Sebelumnya, Menpar menjelaskan, penyerapan anggaran hingga 11 Desember 2015, year to date sebesar 97,6 persen, dan end of year sebesar 97,2 persen, dari total APBN 2015 sebesar Rp 2,472 triliun.

Sementara, perkembangan Wisman Januari hingga Oktober 2015, sebanyak 8 juta wisman, atau tumbuh sebesar 3,38 persen dibanding periode yang sama pada 2014, sebesar 7,7 juta wisman.

Kemudian, dari Januari hingga September 2015, diperkirakan angka perjalanan wisnus sebanyak 187,35 juta perjalanan dan pengeluaran perjalanan Rp 140,5 triliun. Kemenpar memperkirakan, hingga Oktober 2015, diperkirakan akan mencapai 208 juta perjalanan. (sf,njw), foto : jaka nugraha/parle/hr.

BERITA TERKAIT
Fikri Faqih Terima Aspirasi Forum Guru Honorer dan PPPK di Jateng, Berharap Solusi Atas Persoalan Kepegawaian
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Keresahan tengah dirasakan ratusan guru honorer dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Jawa Tengah. Persoalan...
Once Mekel Apresiasi Terbitnya Permenkum Royalti, Fondasi Hukum Pertunjukan dan Musisi Nasional
17-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI, Elfonda Mekel, menyampaikan apresiasi atas terbitnya beleid Peraturan Menteri Hukum (Permenkum) Nomor...
Pidato Presiden Tempatkan Pendidikan, Kesehatan, dan Keadilan Sosial Fondasi Utama Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan apresiasi yang tinggi atas pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia,...
Pendidikan Tulang Punggung Utama Menuju Indonesia Emas 2045
15-08-2025 / KOMISI X
PARLEMENTARIA, Jakarta – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, mengingatkan bahwa pendidikan adalah tulang punggung utama dalam...